Pages

Sabtu, April 04, 2009

Book Detector


Sulit juga yaa… mencari buku di perpustakaan kalau buku tersebut tidak ada di rak. Padahal sudah mencari di katalog atau bahasa kerennya sih OPAC yang kepanjangan dari Online Public Access Catalog. Bertanya ke petugas, petugasnya menunjukkan di rak yang sama, tapi buku yang dicari tidak ketemu juga. Kata petugasnya sih kalo gak dipinjem sama pengunjung yang lain atau dibaca sama pengunjung yang lain terus taroh di meja. Sulit juga ya mencari buku tersebut. Kalo di perpustakaan yang sudah terotomasi, buku yang dipinjam kethuan siapa yang meminjam, berapa eksemlar yang dipinjam, tanggal berapa dikembalikan ke perpustakaan. Tapi ada juga yang tidak dikembalikan oleh pengunjung sehingga buku tersebut terdeteksi masih dipinjam atau juga akibat kelalaian perpustakaan yang tidak menghilangkan daftar di katalog ketika mengadakan stock opname koleksi perpustakaan. Harusnya buku yang tidak ada di rak harus dikeluarkan dari dalam daftar katalog.
Di perpustakaan yang terotomasi buku yang ada di perpustakaan dipasangkan suatu pendeteksi buku yang disebut barcode. Barcode atau Kode garis-garis batangan bukan barang baru bagi kebanyakan orang. Hampir di seluruh produk buatan pabrik, bahkan kini di banyak produk rumahan,dan di perpustakaan pun semuanya mencantumkan kode batangan ini. Kode yang terdiri dari garis-garis dengan ketebalan yang bervariasi oleh banyak kalangan dianggap sebagai sesuatu yang mempermudah pengidentifikasian suatu barang. Barcode ini lahir di Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an.
Jadi kalau di supermarket barang yang tercantum kode barcode memudahkan untuk mengetahui harga barang tersebut, maka di perpustakaan barcode memudahkan petugas perpustakaan mengetahui data buku tersebut. Dan juga untuk mengamankan buku tersebut dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. Jadi kalau ada yang mencuri buku tersebut akan ketahuan, Karena ada barcode di buku tersebut. Di setiap pintu keluar perpustakaan yang menerapkan system otomasi juga dipasangkan gate atau pintu gerbang yang mendeteksi seseuatau yang terpasang barcode. Kalo todak di nonaktifkan barcode yang ada di suatu buku maka gate tersebut akan berbunyi.
Tapi barcode tersebut terbatas hanya untuk mengetahui identitas buku tersebut dan juga untuk mengamankan buku tersebut dari tangan-tangan jahil, jadi tidak untuk menunjukkan buku tersebut berada. Mungkin suatu saatnya nanti teknologi barcode akan berkembang, sehingga dengan adanya barcode di buku tersebut kita dapat mengetahui keberadaan buku tersebut di perpustakaan lengkap dengan identifikasi yang lebih detail.
Jadi kta dapat lebih mudah untuk menemukan buku yang akan kita cari. Teknologi tersebut memudahkan untuk menemukan buku tersebut, apakah buku itu di rak atau di meja setelah ada orang yang baca. Jadi dengan hanya mencari suatu buku di katalog computer, kita dapat tahu buku tersebut ada dimana. Contohnya seperti ini, misalnya si A mencari buku dengan judul pengantar bisnis, kemudian langsung menuju ke computer untuk mencari judul buku yang dicari, si A mencai judul buku tersebut dan mendapatkannya. Si A tidak henya mendapatkan keterangan bibliografi buku dan keterangan buku tersebut ada di rak berapa, tapi di juga dapat mengetahui kalau misalnya buku tersebut sedang di baca oleh seseorang atau tergeletak di meja. Jadi kalau buku tersebut terdeteksi masih di rak di akan langsung mencari di rak yang ditunjukkan di catalog tapi jika terdapat di meja baca, maka di akan langsung menuju ke meja yang di sana terdapat buku yang si A cari.
Tetapi masalahnya adalah teknologi seperti apa yang dapat mecari hingga sedetail itu keberadaan buku tersebut. Dan juga misalkan kalau ada teknologi tersebut akan sangat jarang sekali perpustakaan yang punya teknologi seperti itu.